Berada di bawah tekanan itu mengasyikkan.
Mungkin hanya sebagian kecil orang yang mampu merasakan
kesenangan sendiri saat pekerjaan selesai tepat pada deadline. Ya, tapi memang
saya suka pada kondisi kondisi seperti ini. Adrenalin yang secara otomatis
terpacu. Kemampuan bawah sadar yang akan meningkat drastis. Pada kondisi
dibawah tekanan ini mungkin ada beberapa hal yang awalnya kita merasa itu tidak
akan bisa untuk dilakukan, tapi ketika deadline itu mulai menyerang, dan
membelenggu kita dalam sebuah ruang sempit. Dan tidak mengizinkan kita untuk
berpindah tempat sejengkal pun. Kemampuan “abnormal“ ini akan keluar dengan
sendirinya.
Tangan akan bekerja dibawah alam sadar, mata akan mendadak
memanas dan enggan untuk memejamkan, walaupun sebenarnya otak sudah meronta dan
kehabisan bahan bakar untuk mempertahankan membelalakan mata. Otak yang secara
tiba tiba mengencangkan syaraf syaraf dan mengeratkan daya rekat antar sel.
Jemari yang dengan indahnya akan menari melewati “tuts-tuts” keyboard. Yang setiap langkahnya
akan mendarat dengan anggunnya. Ini lah estetika dimana kondisi dibawah tekanan
itu sedang kita alami.
Dan dengan seketika itu pula, dalam jangka waktu yang
mungkin bisa dikatakan tidak rasional. Dan sangat teramat diluar jangkauan
prediksi. Jangankan untuk melewati kata prediksi, untuk masuk kedalam nalar
saja mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Tapi diluar ketidak
percayaan ini semua. Yang terjadi adalah segala macam bentuk tugas atau apapun
itu yang sedang di kejar kejar oleh sesosok makhluk yang bernama deadline ini mendadak berhenti. Bukan
untuk menghela napas. Bukan untuk melihat kebelakang seberapa jauhnya lawan
saingnya. Bukan juga untuk mengambil seteguk air untuk melepas dahaga. Akan
tetapi berhenti untuk sujud syukur dan menyadari bahwa dia telah mencapai garis
finish dan menyelesaikan tugasnya.
Sungguh menawan dan anggun (bagi saya) :D